Washington: AS menggelar serangan udara terhadap dalang serangan ISIS-Khorasan, menurut juru bicara Komando Pusat Kapten Bill Urban mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan militer AS melakukan operasi kontraterorisme “over-the-horizon” hari ini terhadap seorang dalang ISIS-K. Serangan udara tak berawak terjadi di Provinsi Nangahar Afghanistan. Indikasi awal kami membunuh target. Kami tahu tidak ada korban sipil,” kata pernyataan itu.
Presiden Biden menyetujui serangan terhadap dalang serangan ISIS-K tersebut, menurut seorang pejabat, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (28/8/2021).
Serangan tersebut dilancarkan dari luar Afghanistan, mengutip dari The Guardian.
Sementara, Kedutaan AS di Kabul mengeluarkan peringatan kepada warga yang berada di gerbang bandara untuk ‘segera pergi’ dalam sebuah peringatan yang disampaikan di situs kedutaan, Jumat (27/8/2021).
“Warga AS yang berada di gerbang Abbey, gerbang Timur, gerbang Utara atau gerbang Kementerian Dalam Negeri “harus segera pergi” sekarang,” tulis peringatan Kedutaan AS di Kabul.
Terkait kemungkinan serangan ISIS lanjutan, AS menegaskan tengah memperkuat kewaspadaan karena potensi tersebut masih ada.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan Amerika Serikat yakin masih ada ancaman “spesifik dan kredibel” terhadap bandara setelah peristiwa pemboman di salah satu gerbangnya.
“Kami tentu siap dan memperkirakan upaya-upaya ke depannya,” kata Kirby kepada wartawan di Washington, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu.
“Kami memantau ancaman ini, sangat, sangat spesifik, hampir secara waktu nyata.”
Pasukan AS dan sekutu masih bergegas menyelesaikan evakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang rentan dan untuk keluar dari Afghanistan dengan batas waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden, setelah dua dekade kehadiran militer Amerika di sana.
Sekitar 4.200 orang dievakuasi dari Kabul selama 12 jam pada Jumat, kata Gedung Putih. Meski ribuan orang telah dievakuasi, jumlah mereka yang tidak bisa keluar masih jauh lebih besar.
Sumber : RRI